Daftar Isi
Berbagai macam solusi mulai dari solusi masuk akal sampai solusi tidak masuk akal telah dilakukan oleh Pemerintah Kota. Namun apa daya, sampai sekarang solusi-solusi yang 'katanya' bisa menjadikan Kota Makassar bebas macet itu tidak kelihatan batang hidungnya. Proyek mewujudkan transportasi massal yang sudah jalanpun tiba-tiba 'macet' di tengah jalan dan ajaib, tiba-tiba muncul lagi solusi baru. Ketidakkonsistensian inilah yang kemudian berimbas pada semakin berlarut-larutnya kemacetan di kota ini.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Permukiman (UN Center for Human Settlement) telah mengeluarkan delapan indikator kota berkelanjutan (sustainable city) terkait dengan sektor transportasi, yaitu :
1. penurunan penggunaan mobil per kapita,
2. peningkatan perjalanan dengan jalan kaki dan sepeda,
3. penurunan jumlah pelaju (commuter) dari dan ke tempat kerja,
4. peningkatan kecepatan waktu perjalanan,
5. peningkatan pelayanan perjalanan terhadap jalan yang ada,
6. peningkatan cost recovery perjalanan,
7. penurunan ruang parkir per 1.000 pekerja di pusat bisnis,
8. peningkatan jalur sepeda.
Apakah ada yang sudah berhasil dicapai kota ini dari poin 1 sampai poin 8? Rasanya-rasanya masih jauh panggang dari api.
Makassar nilainya -10
ReplyDeletetapi untuk raha:
1. penurunan penggunaan mobil per kapita,=jarang mobil
2. peningkatan perjalanan dengan jalan kaki dan sepeda=jalan kaki semua orang
3. penurunan jumlah pelaju (commuter) dari dan ke tempat kerja=ndak ada lah...mobil motor saja kurang
4. peningkatan kecepatan waktu perjalanan=so pasti...krn ndak ada macet
5. peningkatan pelayanan perjalanan terhadap jalan yang ada= ini kurang...krn jelek jalanannya
6. peningkatan cost recovery perjalanan=ndak menger
7. penurunan ruang parkir per 1.000 pekerja di pusat bisnis=ndak ada masalah parkir
8. peningkatan jalur sepeda=ndak ada yg suka pake sepeda, mahal
jadi overall...raha +10 :D
LOL!!
ReplyDeletekalau saya tau begini, sya pindah dari indonesia ke raha saja.. :D
jgn mi. nanti kogila
ReplyDelete