Jalan Pikiran Pemuda-Pemudi Itu

Jalan Pikiran Pemuda-Pemudi Itu

Daftar Isi
Kemarin, seperti biasanya aku masih bergelut pada rutinitas periodik pada sebuah gedung yang berada di tepian danau. bergelut dengan setumpuk deadline yang harus diselesaikan dalam waktu sebulan ini, dimana batas waktunya sisa seminggu lagi. bergelut diantara hujan deras serta angin kencang yang menerpa kota ini semenjak siang dan berlansung tak tentu semnjak pertengahan tahun lalu.

Kemarin, seperti biasa saat-saat menjelang waktu maghrib merupakan saat pulang kembali ke rumah. lagipula hujan itu belum terlalu mengganggu untuk meng-kuyupkan tubuh ini. lagipula gedung ini sudah terlampau terlambat ditinggalkan pada jam-jam seperti ini.  lagipula bilik-bilik ruangan dan lorong-lorong telah menjadi kosong sejak beberapa jam dibelakang, mengingat itulah jam pulang orang-orang yang mengabdikan hidupnya disini.

Kemarin, tidak seperti biasa saya melihat sepasang pemuda-pemudi berteduh di tempat parkir motor. mungkin mereka sama seperti kondisiku, terjebak hujan dan berupaya mencari tempat berlindung. dan merujuk pada insting maupun pengalaman sebelumnya, rasanya tempat ini merupakan satu-satunya tempat yang repsentatif sebagai alternatif tempat berteduh dalam radius 50 meter.

Kemarin, tidak seperti biasanya saya melihat sebuah tontonan yang sangat tidak pantas, tanpa rasa malu pada orang lain ataupun takut pada Sang Maha Melihat, yang kemudian disajikan oleh sepasang manusia itu. kasihan, rupanya dunia ini sudah terlalu sempit untuk mencari tempat pelampiasan nafsu hewaniah bertopeng cinta yang membuncah pada ubun-ubun mereka.

Open Comment
Close Comment

Post a Comment