Dilema Netbook

Dulu sewaktu notebook lagi jaya-jayanya, saya memilih untuk membeli netbook. Cenderung hipster memang. Apalagi kebutuhan software untuk kualifikasi studiku cenderung memerlukan program-program yang 'berat'. Berat dari segi kapasitas dan berat dari sisi visual grafis. Agak ironis memang. Namun tekad tetaplah tekad. Seperti itulah kalau ingin hidup di dunia. Intinya adalah konsistensi.

Dan pada akhirnya perjalanan waktu berhasil teratasi, walaupun melalui pengorbanan air mata, kontrol emosi dan kenaikan suhu netbook yang ekstrem.

Post a Comment for "Dilema Netbook"