Membentuk Siklus Hidup. Inilah 6 Upacara Adat Buton Dari Lahir sampai Melahirkan Yang Perlu Generasi Muda Tahu

6 Upacara Adat Buton terkait Daur Hidup (Life Cycle)

Buton pada umumnya merupakan kebudayaan kesultanan yang syarat akan nilai-nilai keislaman. Bentuk-bentuk upacara daur hidup (life cycle) dalam masyarakat Buton yang masih bertahan, sebagai berikut:

1. Upacara Adat Aalana Bulua

Upacara adat ini diperuntukkan bagi bayi (laki-laki umur 9 hari dan perempuan umur 8 hari). Pemotongan rambut dilakukan oleh orang tertua/tertinggi pangkatnya diantara hadirin. Rambut dipotong pada tiga tempat pada kepala bayi tersebut. Lalu potongan tersebut disimpan oleh orang tua dadan apabila anak mmeninggal rambut tersebut dikuburkan bersama.
Setelah rambut dipotong, kaki bayi tersebut disentuhkan dengan sedikit tanah, yang diambil dari bawah rumah.Setelah posesi tersebut, maka dihidangkan makanan (haroa) dengan didahului pembacaan doa untuk mengenang arwah keluarga (neatiaka sumanga). Pada proses upacara ini, dilakukan pemotongan kambing (satu ekor untuk anak perempuan dan dua ekor untuk anak laki-laki).

2. Upacara Adat Dole-dole

Upacara adat dole-dole merurupakan salah satu bebentntuk hajatan yang dilakukan oleh masyarakat Buton atas lahirnya seorang anak. Selain itu, juga sebagai bentu pengobatan tradisonal. Menurut kepercayaan masyarakat Buton, anak yang telah di dole-dole akan terhindar dari segala macam jenis penyakit. Biasanya dilaksanakan pada bulan Rajab, sya'ban dan setelah lebaran sebagai waktu yang dianggap baik. Prosesi upacara adat dole-dole sang anak diletakkan diatas nyiru yang dialas dengan daun pisang yang diberi minyak. Selanjutnya  anak tersebut digulingkan diatasnya sehingga seluruh badan anak tersebut berminyak.

sumber gambar: penasultra.com

3. Upacara Adat Tandaki dan Posusu

Upacara adat ini merupakan acara lingkaran hidup yang dilakukan kepada anak-anak yang berusia 8-10 tahun. Tandaki merupakan istilah pengislaman sunat bagi anak laki-laki, dan Posusu merupakan istilah pengislaman/sunat bagi anak perempuan.

sumber gambar: zonasultra.com

4. Upacara Adat Posuo

Upacara adat pingitan (posuo) merupakan upacara ritual dalam rangka peralihan usia 15 ketika remaja menjadi dewasa yang dilaksanakan dengan mengurung para gadis 7 hari 8 malam. Dalam posesi tersebut para gadis diberikan pengetahuan tentang pendidikan nilai-nilai etika menurut adat dan agama, dan juga latihan fisik sehingga berpenampilan cantik dan anggun.

sumber gambar: wolio-molagi.blogspot.com

5. Upacara Adat Perkawinan (Kariyaa)

Upacara adat perkawinan masyarakat Buton dibagi dalam 3 tahap : 
  1. Losa, pada tahap ini merupakan tahap pacaran yang sudah diketahui oleh kedua belah pihak dan sudah resmi tunangan,
  2. Tauraka, pada tahap ini dibicarakan kepastian hari menikah pembayaran mas kawin (popolo) yang pembayarannya disesuaikan dengan status perempuan yang dinikahi, dan
  3. Tahap pelaksanaan hari perkawinan pengantin pria diantar ke rumah pengantin perempuan, dan pelaksanaan akad nikah dilaksanakan di rumah pengantin perempuan.

6. Upacara Adat Posipo

Secara harfiah posipo artinya disuapi. Upacara adat ini dilaksanakan oleh seorang ibu yang usia kandungannya memasuki bulan ke-7. Dalam upacara adat yang dipandu oleh seorang bisa. Sang calon ibu akan dimandikan dan selanjutnya dengan pakaian adat ia akan disuapi oleh keluarga terdekat dengan makanan dan kue tradisional. Hal ini mengandung makna agar sang anak nantinya tidak rakus dan pelit tetapi sebaliknya bersifat sabar dan dermawan

sumber gambar: locita.co

Post a Comment for "Membentuk Siklus Hidup. Inilah 6 Upacara Adat Buton Dari Lahir sampai Melahirkan Yang Perlu Generasi Muda Tahu"