Fakta Dibalik Foto Suharto Memakai Baju Adat Buton

Fakta Dibalik Foto Suharto Memakai Baju Adat Buton

Daftar Isi

Resmi dihadirkan berbagai waktu lalu, iPhone 11 menjadi device baru yg dibanderol dengan harga selangit. Namun, uniknya handphone ini dipasarkan denga harga yg berbeda-beda di setiap negara yg sudah disambanginya.  10 Negara yg menjual iPhone 11 Termurah di Dunia, iPhone terbaru, iPhone, Apple, iPhone 11 termurah,  harga iPhone 11 di Amerika Serikat, daftar harga iphone, harga iphone 7, update harga iphone, harga iphone 8, harga iphone x, harga terakhir iphone, iphone 11 harga, jual hp iphone 11, harga iphone second, harga iphone bekas

Sebelum masuk ke daftar tersebut, butuh diketahui bahwa di website resmi Apple, Amerika Serikat (AS) menjual iPhone 11 Pro dengan harga mulai dari US$999 alias setara dengan Rp14 Juta. Menariknya, AS sebagai kampung halaman handphone berlogo kroak itu malahan bukan menjadi negara yg menjual iPhone 11 Pro dengan harga termurah.

Justru Jepang yg menjadi negara yg menjual produk iPhone 11 termurah di dunia, dengan harga mulai 106.800 Yen alias kurang lebih Rp13,9 juta. Menyusul kemudian Amerika Serikat yg ada di undakan kedua dengan harga semacam tersebut di atas. Negara ketiga merupakan Kanada yg menjual iPhone anyar itu dengan harga 1.379 Dolar Canadian alias kurang lebih Rp14,6 juta. Hongkong menjualnya dengan harga 8.599 Hongkong Dolar alias kurang lebih 15,4 juta, Taiwan dengan kualitas 35.900 Dolar Taiwan alias setara Rp16,3 juta,  Australia melego 1.749 Dolar Australia alias kurang lebih 16.7 juta. Selisih sedikit dengan harga di Australia, iPhone 11 dipasarkan 1.649 Dolar Singapura alias kurang lebih Rp16,9 juta di Singapura.

Tiga negara berikutnya yg juga menjual iPhone dengan harga terjangkau masing-masing merupakan Swiss menjual dengan harga 1.199 Franc Swiss alias kurang lebih 17 juta, Selandia Baru menjualnya dengan 1.949 Dolar New Zealand alias kurang lebih 17,3 juta serta terakhir China yg berani mematok 8.699 Yuan alias kurang lebih 17,3 juta. (y)


Fakta Dibalik Foto Suharto Memakai Baju Adat Buton


Indonesia sejak kepala negara pertama, Soekarno, sampai Joko Widodo menjabat presiden ketujuh, tidak semuanya pernah mengunjungi Sulawesi Tenggara (Sultra). Hanya 4 dari mereka menyempatkan diri hadir. Salah satunya adalah Presiden Ke-2 Indonesia yaitu Suharto. 

Ada kisah unik pula yang turut mengiringi kedatangan Suharto di Sultra yaitu ketika beliau berkesempatan mengenakan baju adat Buton. Foto tersebut hingga saat ini masih mudah kita jumpai di facebook, di grup-grup orang Buton.

Banyak yang mengira foto ini dilakukan ketika Suharto bersama istrinya, Bu Tien Suharto, datang ke Buton. Nyatanya, informasi tersebut salah. Bagaimana kisah sebenarnya? Simak selengkapnya..

Suharto Pernah Datang 5 kali di Sulawesi Tenggara

Berita pertama mengenai kedatangan presiden Suharto di Sultra termuat dalam lembar sejarah 1971, ketika Presiden Soeharto pada 13 April tahun itu melakukan kunjungan perdananya di Kota Kendari, semenjak dilantik menjadi presiden kedua pada 1967. Persis 4 tahun setelah berkuasa.

Soeharto dijamu Gubernur Sultra masa itu Eddy Sabara, dan Kendari masih berstatus kabupaten.

Hingga Soeharto turun tahta 1998, dia tercatat 5 kali menyambangi Sultra.


Kunjungan kedua dilakukan pada 11 Juli 1985 , kali ini dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-38 Koperasi dan Hari Keluarga Berencana ke-15 yang dipusatkan di Kendari.

Kursi Gubernur Sultra tempo itu telah berpindah tangan ke Ir H Alala, dan Kendari sudah menjadi kota administratif (kotif).

Satu rangkaian dengan acara itu, Presiden meresmikan sejumlah proyek pembangunan.

Soeharto kembali ke Kendari untuk ketiga kalinya pada 27 September 1988 meninjau desa transmigrasi, meresmikan proyek-proyek dari 10 sektor pembangunan di Kendari dan Kolaka.

Gubernur Sultra masih lagi dijabat Ir H Alala. Salah satu acara pokok kunjungan Presiden kali ini adalah meresmikan proyek irigasi Wawotobi. Proyek bantuan Bank Pembangunan Asia yang dibangun sejak Agustus 1982

Kemudian, meresmikan  Rumah Sakit Umum Kabupaten Kendari dan Pusat Listrik Tenaga Diesel Wuawua di Kendari.

Ia juga menyempatkan diri melongok desa transmigrasi Jati Bali dan Sidang Kasih di Ranomeeto.

Sedangkan di Kolaka, Soeharto melakukan panen perdana proyek pembudidayaan dan pengolahan udang di Desa Watubangga serta melakukan pemetikan cokelat pada perkebunan rakyat di Desa Tosiba.

Kunjungan keempat terjadi pada 10 September 1990.

Presiden Soeharto meresmikan berbagai proyek pembangunan di Kendari, yaitu pelabuhan perikanan samudera, galangan kapal, dan Masjid Agung Al-Kautsar.

Ir H Alala masih menduduki Gubernur Sultra ketika itu.

Dan, mungkin juga tidak banyak yang tahu kalau Gelanggang Olahraga (GOr) Bunga Suka Desa di Duriaasi, Pondidaha, Konawe itu prasasti peresmiannya ditandatangani Soeharto pada 11 Maret 1996.

Itu menjadi kunjungan kelimanya di Sultra, berbalut agenda utama pencanangan bulan bakti Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Lembaga Musyawarah Desa (LMD).

Soeharto sekaligus meresmikan Pabrik Feronikel II milik PT Antam Tbk, serta Balai Rujukan Keluarga Masagena dalam kesempatan yang sama.

Jabatan Gubernur Sultra kali ini sudah di tangan La Ode Kaimoeddin, dan Kendari baru satu tahun menjadi kota madya.

Tidak ada yang menyangka kalau itu menjadi kunjungan terakhir Soeharto di Sultra. Karena 2 tahun kemudian ia dijatuhkan oleh gerakan Reformasi 1998 setelah 32 tahun berkuasa.


Suharto dan Ibu Tien Memakai Baju Adat Buton

Suharto dan Ibu Tien Memakai Baju Adat Buton


Kisah tentang Foto Bersejarah ini dimulai saat presiden masa orde baru itu berkunjung ke Kendari, ibu kota Sultra. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama tahun 1971.

Kunjungan Presiden Soeharto dan Ibu Tien itu sebagai kujungan kerja dan memperkenalkan dirinya sebagai Presiden RI kedua menggantikan Bung Karno. Saat itu disambut dengan adat Buton, dari sisi tari-tarian, genddang dan dipakaikan pakaian adat Buton.

Hal itu diakui oleh Mantan Wakil Wali Kota Baubau periode 2013-2018, Hj Wa Ode Maasra Manarfa. Maasra mengaku dia pembawa baki baju Buton yang dikenakan Presiden RI ke-2 itu.

Saat itu Maasra tidak sendiri, tapi berdua dengan adik kandungnya. Wa Ode Maasra Manarfa saat membawa baki pakaian adat Buton ke hadapan Soeharto di Kendari itu masih mengenyam pendidikan kelas lima Sekolah Dasar (SD).

“Bunda (Wa Ode Maasra Manarfa, red) tahu persis karena bunda yang pegang baki pakaian tersebut bersama adik saya. Bunda kalau tidak salah kelas lima SD pada waktu itu,” terang ibu Maasra Manarfa.

Lebih lanjut ia mengatakan, yang memakaikan baju adat kebesaran Kesultanan Buton itu kepada presiden RI selama 32 itu adalah ayahnya, La Ode Manarfa.

Sedangkan istri dari La Ode Manarfa, membantu memakaikan pakaian tenunan khas Buton kepada ibu Tien Soeharto.

“Ini Pak Harto saat pertama jadi presiden dan berkunjung di Kendari. Ayah saya saat itu masih Ketua DPRD Sultra. Dan ayah saya yang kasi pakai bajunya. Sementara Ibu Tien Soeharto ibu saya yang kasi pakai,” pungkasnya.

Jadi kesimpulannya, foto ini tidak diambil saat Suharto dan Ibu Tien di Buton maupun Baubau, tetapi di Kendari.


Sumber: 
https://publiksatu.co/2017/08/19/simak-kisah-baju-buton-yang-dikenakan-presiden-suharto-9842
https://beritakotakendari.com/2019/03/presiden-yang-pernah-kunjungi-sultra/
Open Comment
Close Comment

Post a Comment