11 Fakta Kehidupan Di Jepang Yang Bikin Orang Indonesia Susah Tinggal Disana
Diantara kenyaman hidup di negeri Jepang, ada beberapa yang tidak mengenakkan bagi saya. Setiap oramg pasti ada suka dan tidak suka. Pada tulisan kali ini saya akan mengungkap versi saya.
1. Susah Ibadah
Susah ibadah bukan karena orang Jepang tidak toleransi. Susah Ibadah karena jarangnya tempat ibadah. Kebetulan di kota saya ada masjid. Besar. Tingkat tiga. Sehingga bisa sholat jumat dan sholat fardhu jamaah 5x sehari. Akan tetapi banyak kota di Jepang yang masjidnya jauh atau bahkan tidak ada masjid sama sekali.
Walaupun ada masjid, saya juga tidak bebas sholat jamaah karena jarak dari rumah 5 km dan hanya bersepeda. Sungguh sedih tidak bisa sholat jamaah 5 waktu secara istiqomah.
Salah satu ruangan di apato saya modifikasi dan saya beri tulisan mushola. Agar kelak diangap mushola oleh Allah.
Demikian juga kalau kita sedang jalan-jalan. Melewati waktu sholat. Terpaksa kita menggelar sajadah di mana saja. Di tempat parkir, di tangga mal, di dekat lift, di dekat kantor satpam. Pokoknya di mana saja asal bersih dan suci. Jangan mencari tempat di bawah pohon. Karena bisa jadi pokok pohonnya telah ditandai oleh mas guk guk.
Jangan pula di toilet atau WC walaupun sangat bersih. Tidak diperkenankan sholat di WC.
Cari tempat terlindung dan kata kuncinya satu : "jangan mengganggu orang".
Sholat jumat juga sebuah permasalahan. Banyak tempat kerja yang tidak mengijinkan sholat jumat. Walaupun ada fatwa yang mengijinkan pekerja Indonesia tidak sholat jumat dengan alasan musafir.
Anak-anak juga hanya bisa sholat jumat saat liburan saja.
Bulan puasa yang saat ini masih dalam masa musim panas sangatlah ganbatte. Sahur jam 2.30 JST buka jam 19.00 JST. Sangat berat.
Tapi nanti kalau pas musim dingin enak. Sahur jam 6.00 buka jam 16.30 JST.
Selain itu puasa di musim panas juga sangat berat buat para cowok. Termasuk bapak-bapak. Karena begitu susahnya 'menundukkan pandangan' di luar. Menunduk pun kelihatan apalagi tengadah.
Cobaan.
2. Tidak mendengar Adzan
Kita terpaksa setting islamic finder atau aplikasi lain agar mendengar suara adzan. Apalagi anak pujian di loudspeaker masjid. Tidak ada.
3. Jika hari raya pas WORKDAY
Paling sedih hati, sampai nelangsa, keronto-ronto, jika idhul fitri atau idhul adha pas hari kerja. Kita biasanya diijinkan sholat 1-2 jam oleh sekolah. Setelah itu, masuk kembali ke lab/kampus seperti biasa. Seperti seolah tidak ada apa-apa.
Sedih.
4. Susah Makan di Warung
Bagi anda penggemar makan di warung, dan termasuk orang berhati-hati, lupakan kebiasaan itu. Hanya ada warung sushi kappasushi, hanamaru udon, kebab Turki maupun beberapa restoran India yang bisa dipakai andhok.
5. Begitu banyak jajanan, mie instan, es krim tetapi hanya sedikit yang boleh.
Varian mie instan sangat banyak. Jepang adalah penggemar mie nomer satu. Cuma yang boleh sangat sedikit. Selama di sana hanya 1 jenis mie produksi Jepang yang boleh. Lainnya adalah produksi Thai, Malaysia dengan tom yum nya. Indomie susah. Jika pun ada mahal. Sebiji di atas 10.000.
6. Susah bumbu dan rempah
Jika pun ada di halal food Indonesia, harganya bikin bergidik. Daun salam, daun jeruk, daun kunyit, lombok, brambang sangat mahal. Kalau bawang putih murah. Sayuran juga murah. Buah juga.
7. Orang Jepang cuek dan selfish
Walaupun mereka secara umum menghargai orang lain, tidak mengganggu, tidak suka ghibah, tidak suka urusan orang lain, tetapi sebagai efek dari itu semua, mereka selfish, sering acuh tak acuh. Selain itu orang Jepang sering susah bilang TIDAK walaupun dia menolak. Maka kita harus perhatikan jika mereka bilang eeeeemmmmm (pakai jeda yang panjang) atau atoooooo. Berarti ada indikasi mereka menolak.
8. Party adalah Minum
Orang Jepang suka party. Makan-makan di kafe. Dan setiap makan-makan adalah minum. Jika anda tidak minum usahakan menjaga diri. Biasanya semuanya urunan untuk acara itu. Jika anda ikut urunan, maka pastikan anda memesan minuman halal sejumlah uang anda. Agar tidak ada uang anda yang ikut digunakan membayar miras.
Contohnya untuk party urunan 3000 yen. Maka ketika yang lain pesan minum miras, maka anda bisa pesan jus jeruk, teh, jus apokad dll sejumlah kira-kira 3000.
9. Jepang relatif banyak disaster
Berbeda dengan negeri kita yang aman tenteram dan damai, alam Jepang lebih berpotensi terjadi bencana. Taifun datang setiap tahun dalam jumlah yang banyak sehingga harus diberi nomer, taifun no 1, no 2 , no 15 dst. Untungnya JMA (Japan Meteorology Agency) sangat akurat dalam meramalkan cuaca.
Gempa juga sering terjadi di Jepang. Sehingga adalah hal biasa jika sedang di lantai 7 gedung, tiba-tiba berayun ayun.
10. Rindu Tempe dan Tahu Indonesia
Tempe di Jepang sudah ada yang buat. Namanya Rustoh dan Sariraya. Walaupun tentu saja harganya mahal dibanding daging. Kalau tahu yang seperti di Indonesia, yang pengendapnya cuka, sepertinya tidak ada. Tahu Jepang pengendapnya batu tahu. Sehingga jika digoreng tidak seperti tahu gorengan di indonesia. Tetapi anak saya suka makan tahu mentah.
11. Denda tilang yang mahal
Bagi anda yang berkendaraan di Jepang, hati-hati. Denda tilang sangat mahal. Anda tidak Tomare (berhenti sejenak di perempatan yang ada tulisan Tomare (stop) maka dendanya bisa di atas 1 juta. Makna berhenti adalah kedua kaki anda menyentuh tanah untuk motor gentsuki, atau anda toleh kanan kiri sambil berhenti untuk mobil.
Semua yang saya tulis tadi adalah subyektif. Hanya yang saya alami. Bisa jadi berbeda setiap orang. Apalagi mungkin yang berbeda keyakinan. Namun demikian, ini bisa sedikit memberi gambaran. Jika anda ingin tinggal di Jepang dalam waktu lama.
Mungkin berbeda tempat sedikit berbeda. Namun secara umum tidak jauh seperti yang saya ceritakan. (*)
Sumber: Harudi Mugiyono
Post a Comment for "11 Fakta Kehidupan Di Jepang Yang Bikin Orang Indonesia Susah Tinggal Disana"
Post a Comment