Hati-hati Berbagi FR CPNS 2021. Inilah SISI BURUKNYA.

Hati-hati Berbagi FR CPNS 2021. Inilah SISI BURUKNYA.

Daftar Isi

Tuntaskan baca untuk mendapatkan pandangan baru bagi kalian para pejuang CPSN 2021


Untuk kalian para pejuan tes CPNS 2021, tahukah kamu bahwa untuk dapat lulus tes CPNS dan berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai PNS itu adalah sebuah persaingan dan bukan kerjasama? Namun mengapa ada FR?

Sejak sekolah dasar kita selalu menerima ajaran "senasib sepenanggungan" tetapi tidak pernah menerima ajaran tentang "persaingan". Bahkan pelajaran tentang "persaingan" itupun seingat saya tidak pernah ada di bangku pendidikan. 

Tahukah kamu apa yang terjadi kemudian dalam jangka panjang pada anak didik?

Alumni sekolahan terlanjur tertanam dalam benak sadarnya prinsip "senasib sepenanggungan" ini. Ia melihat orang yang memiliki kondisi yang sama dengan dirinya adalah teman senasib sepenanggungan. 

Contohnya: sama-sama baru lulus kuliah dan masih menanggur. Kemudian terbukalah lowongan CPNS. Para pengangguran yang merasa senasib sepenanggungan ini kemudian berkumpul atau membentuk grup di WA atau FB, saling bertukar pikiran, saling berbagi FR bagi yang sudah mengikuti tes duluan, dan memiliki ikatan emosional yang kuat. 

Bayangkan, apa yang terjadi? Mereka kemudian bersama-sama mencari informasi tentang tes CPNS, bahkan bersama-sama mengikuti tes CPNS bahkan pada formasi yang sama di instansi yang sama pula, misalnya Kemenkumham. Harapan mereka tentu saja semuanya terekrut menjadi PNS Kemenkumham. Impian mereka begitu indahnya, sehingga pada saat berangkat untuk tes seleksi saling jemput satu sama lain. Mereka masih bisa tertawa bersama-sama saat itu.


Tetapi faktanya sungguh diluar dugaan, karena KENYATAAN SEBENARNYA adalah sebagai berikut:

  1. Mendapatkan pekerjaan dan lulus sebagai PNS itu merupakan upaya individu, bukan upaya sosial. Kamu bisa mendapatkan pekerjaan kaena kualitas pribadi, bukan karena senasib sepenangungan dengan sesama pengangguran lainnya. BKN atau BKD tidak melihat siapa teman anda, dan kamu juga tidak punya kuasa untuk memasukkan teman-temanmu lulus CPNS bersama semua jika kamu ternyata lulus.
  2. Seringkali formasi yang tersedia hanya untuk 1 orang, tetapi kamu melamar bersama banyak teman yang "senasib sepenanggungan" itu. Secara sadar kamu tahu bahwa lowongan formasi itu hanya membutuhkan 1 orang. Artinya, kamu juga harus tahu bahwa diantara kalian hanya ada satu orang yang berpeluang lulus. Namun pikiran bawah sadarmu tetap mendorongmu untuk berbagi FR (Field Report) kepada teman-temanmu yang belum tes. Ketika tes selesi usai, ternyata temanmu yang lulus dan jadi CPNS. Kamu gagal lulus dan merasa sakit hati. Rasa sakit hati itu tak terperi sampai kamu frustasi dan menganggap temanmu tidak tahu diri. sudah diberitahu FR, malah dia yang diterima. Sedangkan kamu yang memberi FR malah sukses kembali menjadi pengangguran. KAmu kemudian menjadi benci kepada temanmu, apalagi setelah ia bekerja, ia tidak memiliki waktu lagi untuk sekedar membalas chatmu atau berkumpul dengan sesama alumni pejuang CPNS lainnya di grup WA. 

Sekolah memang tidak memiliki kewajiban untuk menangung kehidupan peserta didik. Namun ajaran "senasib sepenanggungan" ini telah meracuni pola pikir peserta didik yang membuat daya saing mereka tidak tumbuh dan berkembang.


Jadi, alangkah indahnya jika kamu mulai sadar diri. Lihatlah orang-orang disekelilingmu sebagai pesaing yang harus dikalahkan. Jangan gunakan rasa iba atau kasihan. Apalagi capek-capek memberi tahu FR.

Persaingan memang individual. Sedangkan senasib sepenanggungan itu bersifat sosial. Namun untuk membangun diri sendiri, gunakanlah prinsip persaingan yang sehat. Jadilah pemenang karena memiliki daya saing yang kuat. Persaingan itu tidak saling sikut, tidak saling menjatuhkan. Persaingan itu indah. Tempatkan dirimu pada posisi orang yang sanggup memenangkan persaingan, bukan menempatkan diri di luar arena dan menjadi penonton saja. Inilah prinsip sosial yang benar. Tolonglah dirimu sendiri dulu, jadilah PNS terlebih dulu, barulah menolong orang lain menjadi PNS juga.

Open Comment
Close Comment

Post a Comment