Membaca judul movel ini yaitu "Yang Sulit Dimengerti Adalah Perempuan" mengingatkan saya pada sebuah teori bernama Efek Barnum / Efek Forer. Hipotesis ini makin menguat setelah saya menghadiri launching novel ini. MasyaAllah, saya hanya bisa mengurut dada. Adalah sebuah kenyataan pahit memang, dimana saat seharusnya novelmu dibahas tapi malah dijadikan ajang curhat akibat gagal paham memahami konteks, baik konteks acara maupun konteks judul novel. Orang curhat memang selalu tak kenal situasi dan kondisi. Kalau kau tanya kenapa, itu semua dipicu oleh judul novel ini.
Pemilihan judul novel ini saya rasa tepat. Benar-benar membuat perempuan sebagai kelompok yang disasar sebagai pembeli utama menjadi penasaran. Manipulasi psikologis bekerja disini. Padahal pada kenyataannya, membicarakan sesuatu yang sulit dimengerti adalah membicarakan seluruh isi alam semesta ini, yang dalam hal ini berarti berbicara pula tentang manusia. Ya, alam semesta dan isinya adalah misteri yang sulit dimengerti.
Jadi sebenarnya kata "perempuan" disini sebenarnya hanya sekedar permainan pikiran agar perempuan yang melihat novel ini berkata, "Wow, ini novel gue banget". Padahal gejala itu berlaku universal. Manusia baik itu laki-laki maupun perempuan tiap-tiap pribadi pada hakikatnya merupakan individu yang tidak mudah dimengerti. Tepuk tangan untuk Bapak Taylor Barnum dan Bapak Bertram R Forer yang telah menguak fenomena ini.
Post a Comment