Anakin Skywalker Sebagai Panutan Para Bigot

Anakin Skywalker Sebagai Panutan Para Bigot

Daftar Isi
Tidak gampang menjadi penganut aliran keagamaan non-mainstream di negeri ini. Saya kira pernyataan seperti ini sudah muak kita dengar. Tapi kenyataannya memang begitu. Ada sih katanya dilindungi dalam undang-undang, tapi demi Tuhan, siapa sih yang peduli dengan Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 kalau tetangga, Pak RT, Pak RW bahkan Ustadz di kampungmu ramai-ramai memerintahkan untuk membakar rumah sekelompok orang yang diklaim sebagai penganut aliran sesat? Ya pasti ikut membakarlah. Jadi kayak ucapan Darth Vader waktu masih jadi Dek Anakin Skywalker ke Obi-Wan Kenobi, "If you're not with me, then you're my enemy." Amazing. Undang-undang itu ya pada akhirnya hanya jadi penghuni abadi rak buku kategori Hukum di Gramedia atau di lapak-lapak mas-mas penjual buku di pasar. Baca saja tidak, beli apalagi.

Bolehlah ikut casting sinetron peran antagonis. Ekspresinya dapet, mas..

Waktu ke Muktamar Muhammadiyah ke-47 kemarin, saya kebetulan datang ke diskusi dan launching buku terbarunya Buya Syafi'i Maarif. Dari situ saya paham, bahwa orang-orang seperti Buya dan kawan-kawannya sudah pontang-panting mati-matian memkampanyekan Islam (khususnya Islam di Indonesia) sebagai agama rahmatan lil alamin, wasatiyyah, non radikal, baik di dalam maupun di luar negeri. Tapi kau tahu, orang-orang seperti ini kadang suaranya hanya bergaung dalam ruang-ruang diskusi atau seminar-seminar yang dihadiri oleh mayoritas yang sepaham. Sementara manusia-manusia bigot di twitter, masya Allah, suaranya teramplifikasi hingga ke dasar twitter paling dalam. Mereka inilah yang pada akhirnya dijadikan mufti kontemporer oleh para generasi X, Y, Z yang bertebaran bagai cendawan di musim hujan di jagat media sosial, yang kebetulan dangkal pemahaman agamanya. Lagian, siapa sih generasi muda yang lengkap pemahaman agamanya kalau bukan dari sekolah agama atau Pesantren? Itupun pesantren yang mana dulu. Apalagi kita-kita ini yang dibesarkan dengan pendidikan sekuler, yang parahnya lagi tidak dibekali dengan pendidikan moral yang benar. Ya jadi begitu. Sudah dangkal pemahaman agama, plus intoleran pula. Kombinasi yang klop untuk jadi bigot sealam semesta.
Open Comment
Close Comment

Post a Comment