Foto Perbandingan Baubau Masa Kesultanan dengan Masa Kini

Foto Perbandingan Baubau Masa Kesultanan dengan Masa Kini

Daftar Isi

Belanda mulai menetap di Kota Baubau setelah perjanjian Asyikin-Brugman pada tanggal 8 April 1906. Sejak saat itu maka sebenarnya telah ada dua pusat wilayah di Baubau yaitu kota pemerintahan Kesultanan Buton yang berpusat di Benteng Wolio dan kota pemerintahan Hindia Belanda yang berpusat di sekitaran Lapangan Merdeka (Syahadat, 2015).

Untuk kota pemerintahan Hindia Belanda, kemajuan tampak lebih baik. Infrastruktur kota banyak mendapat perbaikan. Catatan sejarah perbaikan kota itu dilakukan atas komando van Hasselt, seorang warga Sumatra Utara. Van Hasselt melakukan perbaikan ekologi dan lanskap kota dengan tujuan utama perbaikan tata kota dan lingkungan guna menurunkan penderita penyakit malaria di Kota Baubau pada tahun 1922 dengan merujuk pada pola yang sama seperti yang dilakukan di Kota Sibolga. 

Proyek perbaikan lingkungan kota ini melibatkan penduduk Baubau dan sekitarnya yang didorong oleh lahirnya kesadaran masyarakat untuk memberantas malaria di Baubau dan sekitarnya. Dampak dari perbaikan ini sangat signifikan menurunkan penderta malaria, dibanding periode yang sama dengan tahun sebelumnya. Selain itu, tata kota menjadi teratur, jaringan jalan lebih baik, lingkungan kota tidak lagi menjadi sarang nyamuk malaria, dan lingkungan lebih bersih (Rabani, 2010).

Belanda benar-benar merencanakan dan merancang sebuah kota di pesisir Kota Baubau yang terlihat dari banyaknya fasilitas yang dibangun pada masa tersebut. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut yang juga masih dapat ditemui saat ini antara lain rumah jabatan pegawai kolonial, rumah sakit, lapangan tenis, rumah jabatan bintara Belanda, penjara, gereja di Jalan Jendral Sudirman, kantor Doane di Pelabuhan Murhum, pemakaman Tionghoa dan Belanda di Tanah Abang, dan pasangrahan kalangan bawah serta sekolah tionghoa di Jalan Kartini. 

Belanda juga membangun fasilitas publik berupa taman di tengah kota yang bernama Keboen Raja. Taman ini berada di perempatan Jalan Kartini dan Jalan Jendral Sudirman yang dulunya ditumbuhi aneka semak berbunga dan tiga pohon besar, serta air mancur dengan kolam segi enam di tengah-tengah taman (Syahadat, 2015).

Seperti itulah gambaran Kota Baubau yang dibangun oleh Pemerintah Belanda.



Perbandingan Kondisi Kota Baubau Tahun 1944 dan 2019 Melalui Citra Satelit



Open Comment
Close Comment

Post a Comment